Rabu, 16 Juli 2014

Lirik Lagu JKT48 - Utsukushii Inazuma (kilat yang indah)





Diriku kepada dirimu
Dirimu kepada diriku
Saling meminta sesuatu
Kemudian menatap langit

Jikalau sang matahari
Tidaklah terbit dan bersinar
Cinta kita berdua pun
Tidak akan terbakar membara
Tak pernah terbakar oleh
Sinar mentari musim panas
Garis kulit yang terbakar
Tak juga disadari

Apa harus salahkan langit
Yang berwarna biru
Hujan sore yang menjaga
Takkan berhenti

Dirimu cahaya kilat yang amat indah (ha.aa..)
Menyambar melewati dadaku (ha.aa..)
Duri-duri perasaan sayang (skarang)
Menancap dihatiku…

Cahaya kilat yang amat indah (ha.aa..)
Yang bergema setelahnya itu (ha.aa..)
Perasaan yang amat dekat
Rentangkan kedua tangan
Ayo disambar sang cinta


Di pasir pantai yang basah
Tak ada bayangan siapapun
Kain tuk penanda tempat
Terlipat ditiup oleh angin
Tiba-tiba kamu ucapkan
Bahwa kamu merasa takut
Lalu dengan bajumu
Kau menutup perutmu

Awan gelap tak ku biarkan
Mengganggu dirimu
Segaris lurus cahaya itu
Perasaan milikku

Akhirnya cahaya sang kilat yang abadi (slalu)
Tertinggal dibalik kelopak mata (ha.aa..)
Lebih jelas daripada mimpi (semua)
Kenangan yang tersimpan
Cahaya sang kilat yang abadi (slalu)
Disekitar mengangkatkan turun (ye ye)
Berdua saja cukup ya jikalau aku bisa
Menjadi penangkap petir


Banyak cahaya yang
Kulihat sampai sekarang
Tapi itu yang terindah
Dari langit menyambar ke bumi
Jalur dilalui ciuman

Dirimu.. cahaya kilat yang amat indah (ha.aa..)
Menyambar melewati dadaku (ha.aa..)
Duri-duri perasaan sayang skarang
Menancap dihatiku…

Cahaya kilat yang amat indah (ha.aa..)
Yang bergema setelahnya itu (ha.aa)
Perasaan yang amat dekat
Rentangkan kedua tangan
Ayo disambar sang cinta
Lalala.. Lalala.. Lala…
Lalala.. Lalala.. Lala…
Lalala.. Lalala.. Lala…
Lalala.. Lalala.. Lala…

Rabu, 16 Juli 2014

Lirik Lagu JKT48 - Utsukushii Inazuma (kilat yang indah)





Diriku kepada dirimu
Dirimu kepada diriku
Saling meminta sesuatu
Kemudian menatap langit

Jikalau sang matahari
Tidaklah terbit dan bersinar
Cinta kita berdua pun
Tidak akan terbakar membara
Tak pernah terbakar oleh
Sinar mentari musim panas
Garis kulit yang terbakar
Tak juga disadari

Apa harus salahkan langit
Yang berwarna biru
Hujan sore yang menjaga
Takkan berhenti

Dirimu cahaya kilat yang amat indah (ha.aa..)
Menyambar melewati dadaku (ha.aa..)
Duri-duri perasaan sayang (skarang)
Menancap dihatiku…

Cahaya kilat yang amat indah (ha.aa..)
Yang bergema setelahnya itu (ha.aa..)
Perasaan yang amat dekat
Rentangkan kedua tangan
Ayo disambar sang cinta


Di pasir pantai yang basah
Tak ada bayangan siapapun
Kain tuk penanda tempat
Terlipat ditiup oleh angin
Tiba-tiba kamu ucapkan
Bahwa kamu merasa takut
Lalu dengan bajumu
Kau menutup perutmu

Awan gelap tak ku biarkan
Mengganggu dirimu
Segaris lurus cahaya itu
Perasaan milikku

Akhirnya cahaya sang kilat yang abadi (slalu)
Tertinggal dibalik kelopak mata (ha.aa..)
Lebih jelas daripada mimpi (semua)
Kenangan yang tersimpan
Cahaya sang kilat yang abadi (slalu)
Disekitar mengangkatkan turun (ye ye)
Berdua saja cukup ya jikalau aku bisa
Menjadi penangkap petir


Banyak cahaya yang
Kulihat sampai sekarang
Tapi itu yang terindah
Dari langit menyambar ke bumi
Jalur dilalui ciuman

Dirimu.. cahaya kilat yang amat indah (ha.aa..)
Menyambar melewati dadaku (ha.aa..)
Duri-duri perasaan sayang skarang
Menancap dihatiku…

Cahaya kilat yang amat indah (ha.aa..)
Yang bergema setelahnya itu (ha.aa)
Perasaan yang amat dekat
Rentangkan kedua tangan
Ayo disambar sang cinta
Lalala.. Lalala.. Lala…
Lalala.. Lalala.. Lala…
Lalala.. Lalala.. Lala…
Lalala.. Lalala.. Lala…